Menghidupkan yang Lama Hilang: Peran Media, Objek Budaya dan Museum

Main Article Content

Maria Putri

Abstract

Pada tahun 2024, lebih dari 300 objek budaya telah direpatriasi dari pemerintah Belanda ke Indonesia. Objek-objek ini diambil secara tidak sah oleh Belanda selama periode kolonial dan memiliki nilai budaya yang signifikan bagi Indonesia. Sejak penyerahan kedaulatan pada tahun 1949, upaya telah dilakukan untuk restitusi dan repatriasi, dengan Indonesia secara konsisten mendesak pengembalian objek warisan budayanya dari Belanda. Saat ini, Museum Nasional Indonesia akan menjadi rumah bagi semua objek repatriasi ini. Oleh karena itu, Museum Nasional berperan penting dalam memproduksi pengetahuan dan menceritakan ulang narasi objek budaya ini saat mereka dikontekstualisasikan dan dipamerkan di museum-museum Indonesia, melepaskannya dari narasi kolonial Belanda. 


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Museum Nasional Indonesia dapat "menghidupkan" kembali objek-objek budaya ini di tanah air. Sebagai lembaga penghasil pengetahuan yang menyimpan objek budaya yang signifikan secara historis, museum harus mampu menyampaikan pentingnya objek-objek ini kepada masyarakat lokal. Dalam konteks ini, media memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan dan pengetahuan tersebut.


Pertanyaan utama dalam riset ini adalah: Bagaimana Museum Nasional Indonesia menggunakan sosial media dalam memastikan bahwa objek budaya yang direpatriasi kembali secara fisik dan mempromosikan pemahaman tentang warisan budaya?


Untuk menganalisis pertanyaan tersebut, penelitian ini akan menggunakan metode analisis konten, studi kasus situs web museum, dan tinjauan pustaka terkait interpretasi konten di platform media sosial. Selain itu, wawancara dengan ahli objek budaya juga akan dilakukan untuk memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang artefak-artefak ini, sambil meneliti keterlibatan media sosial dan bagaimana informasi dipublikasikan.


Melihat objek-objek budaya Indonesia kembali ke tanah air setelah lebih dari 50 tahun adalah momen yang sangat penting. Dengan meningkatnya penggunaan media sosial di Indonesia, media dapat berperan sebagai jembatan untuk menyebarkan pengetahuan tentang objek-objek budaya ini, menjangkau orang-orang di luar area Museum Nasional Indonesia, sehingga lebih banyak orang setidaknya menyadari bahwa objek-objek ini telah kembali ke tanah air.


Sangat penting untuk mengkomunikasikan arti penting objek-objek ini kepada masyarakat lokal—pemilik dari warisan ini. Hal ini juga mendukung upaya kolaboratif untuk menghasilkan pengetahuan dan memperdalam pemahaman tentang pentingnya objek budaya dari era kolonial dalam konteks sosial-historis, keagamaan, dan budaya. Selain itu, repatriasi objek-objek ini seharusnya tidak hanya didorong oleh tujuan politik nasional, tetapi juga dengan mengakui nilai mereka sebagai warisan budaya. Objek-objek ini memiliki nilai sosial-historis, keagamaan, dan budaya yang penting untuk membuat narasi dan memahami identitas Indonesia. Melalui proses ini, museum dapat memanfaatkan media untuk mengangkat identitas nasional kita dan meningkatkan pengetahuan publik tentang sejarah kita.

Article Details

How to Cite
Menghidupkan yang Lama Hilang: Peran Media, Objek Budaya dan Museum. (2025). Research Database PPI Belanda, 1(01). https://jurnal.ppibelanda.org/index.php/jppib/article/view/45
Section
Work in Progress Articles

How to Cite

Menghidupkan yang Lama Hilang: Peran Media, Objek Budaya dan Museum. (2025). Research Database PPI Belanda, 1(01). https://jurnal.ppibelanda.org/index.php/jppib/article/view/45